Pemalang – Lembaga
Pemerhati Alam dan Satwa (PAS) ; terus melakukan upaya sosialisasi khususnya
generasi penerus siswa-siswi tingkat TK, SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan masyarakat
umumnya tentang pengetahuan untuk cinta terhadap satwa, alam dan lingkungan.
Salah satu wujud nyata
kegiatan Lembaga Pemerhati Alam dan Satwa (PAS), yang sekarang ini
bermetamorforsis menjadi Lembaga Perlindungan Satwa dan Alam (LEPSA) Indonesia,
adalah pendirian Pusat Study Konservasi Habitat Tyto Alba di Desa Penggarit,
Taman Kabupaten Pemalang. Pendirian Pusat study konservasi ini sebagai salah
satu implementasi kegiatan nyata dari Sosialisai, Edukasi, Konservasi yang
selama ini menjadi Visi Misi Lembaga ini berdiri.
Pusat Study Konservasi
Habitat Tyto Alba mulai dikembangkan mengingat satwa satu ini, memiliki manfaat
yang cukup banyak bagi Petani dalam hal pengendalian hama tikus sawah. Selain
dimanfaatkan kegunaanya untuk petani, Tyto Alba di penangkaran ini juga dilatih
untuk bisa berinteraksi secara langsung dengan pengunjung yang ingin melihat
taupun berfoto bersama Tyto Alba.
Seperti dijumpai kemarin
(21/12), Rombongan dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) datang berkunjung
ke pusat study konservasi Tyto Alba, ditambahkan; Zuko (koordinator rombongan)
tujuan kunjungan ini sekaligus ingin belajar pengembangbiakan habitat tyto
alba, konsep pengembangbiakan dengan bentuk konservasi sangat inspiratif
,konsep ini membuka pengetahuan para mahasiswa konservasi tidak hanya untuk
satwa yang hampir punah, namun konservasi juga bisa diterapkan untuk satwa yang
habitatnya belum terancam punah. Sekaligus ini menjadi pencegahan awal agar satwa
Tyto Alba ini tetap terjaga habitatnya dilingkungan habitatnya.
Elman Prasetyo, S.Pd,
selaku ketua lembaga menambahkan; bahwa konservasi Tyto Alba dipilih untuk
dikembangkan karena dianggap perlu sebagai salah satu satwa yang memilki banyak
manfaat bagi petani, selain untuk pengendalian dan penanggulangan hama tikus
tyto Alba ini dikembangkan pula untuk icon Desa yang bisa dikembangkan dalam
kegiatan pariwasata.
Kegiatan konservasi ini
akan terus dikembangkan keberbagai wilayah khususnya daerah persawahan.
Sekaligus mengedukasi masyarakat tentang kegiatan konservasi, perlindungan agar
tercapai masyarakat yang sadar untuk menjaga, melestarikan lingkungan dan satwa.